Istilah moral hazard telah menjadi bagian integral dari ekonomi dan keuangan modern.
MORAL hazard adalah istilah yang digunakan dalam ekonomi dan keuangan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang—atau entitas seperti perusahaan—merasa lebih mungkin untuk mengambil risiko karena mereka tahu bahwa mereka tidak akan sepenuhnya menanggung konsekuensi negatif dari tindakan mereka.
Istilah moral hazard selalu mengandung konotasi negatif. Ia akan selalu bersanding dengan istilah negatif lainnya seperti penipuan (fraud).
Dalam konteks asuransi, keuangan, dan kontrak, moral hazard sering kali muncul ketika salah satu pihak memiliki informasi yang lebih baik atau kontrol yang lebih besar atas perilaku mereka daripada pihak lain, yang mengarah pada perilaku yang berisiko atau kurang hati-hati.
Misalnya ketika seseorang memiliki asuransi mobil yang lengkap. Dalam situasi ini, ada potensi untuk perilaku yang kurang hati-hati di jalan karena pengemudi tahu bahwa jika terjadi kecelakaan atau kerusakan pada mobil mereka, asuransi akan menutupi biaya perbaikan atau penggantian.
Dalam kasus semacam itu, bisa jadi si empunya mobil punya kecenderungan lain misalnya tidak merawat mobil dengan baik dan mengabaikan tanda-tanda kerusakan. Mereka tahu pihak asuransi akan menanggung biaya perbaikan.
Selain itu, moral hazard bisa juga terjadi jika pemilik memarkir mobilnya di tempat yang berisiko terjadi pencurian. Mereka bahkan mungkin sengaja memarkir mobil mereka di tempat semacam itu karena mereka tahu bahwa asuransi akan mengganti kerugian jika terjadi sesuatu.
Menurut Allard E Dembe dalam bukunya berjudul “Moral Hazard: A Question of Morality?” istilah ini sudah muncul dalam konteks asuransi pada Abad ke-17 di Inggris.
Konsep moral hazard menjadi lebih terkenal dalam teori ekonomi modern, terutama pada Abad ke-20. Konsep ini dikembangkan lebih lanjut oleh para ekonom seperti Kenneth Arrow, yang memenangkan Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi pada tahun 1972, dan George Akerlof, yang juga menerima Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi pada tahun 2001.
Para ekonom yang disebut belakangan banyak mengulas dampak moral hazard dalam konteks asimetri informasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi ekonomi. Sejak itu, istilah ini telah menjadi bagian integral dari ekonomi dan keuangan modern serta topik dalam banyak penelitian dan kebijakan ekonomi. []
Ikuti artikel menarik BARISANDATA atau pembahasan ISTILAH EKONOMI lainnya.