Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Pemotongan Belanja Negara Penting Agar Defisit Tidak Melebar

Pemotongan Belanja Negara Penting Agar Defisit Tidak Melebar

16/03/2025
Waktu membaca: 3 menit
A A
utang pemerintah makin membebani

Awalil Rizky (Foto: Barisandata/Thomi).

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Pemotongan belanja negara bukan sekadar penghematan, tetapi langkah strategis untuk menjaga keseimbangan fiskal.

Oleh: Awalil Rizky
(Ekonom Bright Institute)

BELANJA Negara selama dua bulan tahun 2025 dilaporkan sebesar Rp348,1 triliun. Merupakan 9,60% dari rencana APBN 2025 yang sebesar Rp3.621,3 triliun. Turun cukup signifikan hingga 7,00% dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp374,32 triliun.

Penurunan belanja terutama disebabkan penundaan yang sering disebut “blokir” dari cukup banyak akun belanja selama proses penyusunan efisiensi. Besaran alokasi baru sendiri belum ditetapkan secara resmi atau memiliki payung hukum. Bahkan, belum dipastikan apakah realokasi mengubah postur APBN.

Belanja negara didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Pengertian ini mencakup semua pengeluaran negara dalam satu tahun anggaran yang bersifat mengurangi ekuitas dana lancar dan merupakan kewajiban negara. Akan tetapi hanya pengeluaran yang tidak berakibat perolehan pembayaran kembali di waktu mendatang.

Belanja Negara selama era Presiden Jokowi memang selalu meningkat dari tahun ke tahun, dengan laju kenaikan yang berfluktuasi. Pada periode pertama, rata-rata kenaikan sebesar 5,42% per tahun. Meningkat signifikan pada periode kedua karena pandemi, rata-rata naik sebesar 7,80% per tahun.

Belanja Negara direncanakan APBN 2025 sebesar Rp3.621,3 triliun atau meningkat 8,09% dibanding realisasi sementara APBN 2024 yang sebesar Rp3.350,3 triliun. Terdiri dari dua kelompok besar, yaitu Belanja Pemerintah Pusat (BPP) dan Transfer ke Daerah (TKD). BPP sebesar Rp2.701,44 triliun (74,60%) dan TKD sebesar Rp919,87 triliun (25,40%).

BPP dibelanjakan langsung oleh Pemerintah Pusat untuk kegiatan operasional maupun kegiatan Pembangunan. Secara organisasi yang membelanjakan, terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan Belanja NonK/L.

Total Belanja K/L mencapai Rp1.094,66 triliun dengan jumlah organisasi sekitar 100 unit.  Sedangkan Belanja NonK/L sebesar Rp1.606,79 triliun, merupakan belanja melalui bendahara umum negara (BUN). Antara lain dalam hal pembayaran bunga utang, subsidi, bantuan sosial, dan belanja lain-lain.

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat selama dua bulan tahun 2025 dilaporkan sebesar Rp211,5 triliun. Merupakan 7,80% dari target APBN 2025 yang sebesar Rp2.701,4 triliun. Turun 11,74% dari realisasi tahun lalu, terutama disebabkan “blokir” banyak akun K/L selama proses efisiensi bulan Februari.

TKD merupakan belanja pemerintah pusat yang diserahkan kepada pemerintah daerah, dan masuk dalam penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang bersangkutan. Sebagian penggunaannya telah ditentukan pusat atau diberi batasannya, sebagian lagi diserahkan penuh pada Daerah.

Realisasi TKD selama dua bulan tahun 2025 dilaporkan sd akhir Februari 2025 sebesar Rp211,5 triliun. Mencapai 14,90% dari target APBN 2025 yang sebesar Rp919,9 triliun. Naik 1,43% dari realisasi tahun lalu, dan bisa dikatakan kinerja TKD cukup wajar. Terutama terkait dengan layanan publik yang wajib di daerah. 

Laporan realisasi selama bulan Januari dan Februari 2025 tentang Pendapatan Negara sebesar Rp triliun dan Belanja Negara sebesar Rp348,1 triliun, maka dialami defisit sebesar Rp31,2 triliun. Menteri Keuangan menjelaskan hal ini wajar, karena memang direncanakan sebesar Rp616,2 triliun pada APBN 2025.

Alasan Menkeu sepintas bisa diterima karena memang defisit baru 5,1% dari rencananya. Namun, dua bulan pertama pada tahun 2022, 2023, dan 2024 justeru alami surplus. Hanya defisit pada saat pandemi 2020 dan 2021. Dengan kata lain, kondisi defisit pada saat baru 2 bulan jelas bukan petanda baik bagi kondisi fiskal.

Defisit dua bulan ini terutama disebabkan Pendapatan Negara yang turun 20,85% dibanding capaian tahun lalu, dan hanya 10,50% dari target APBN 2025.  Ini menjadi peringatan kondisi setahunnya akan cukup berat. Dengan demikian, upaya mencegah defisit tidak melebar akan lebih mengandalkan pengendalian belanja.

Kebijakan efisiensi anggaran, terutama berupa pemotongan belanja, sebenarnya cukup tepat dilihat dari sisi ini. Akan tetapi, sejauh ini masih terdapat kesimpangsiuran informasi tentang apakah akan direalokasi seluruhnya atau hanya sebagiannya. Program MBG dan beberapa prioritas lainnya masih dikemukakan.

Besaran alokasi baru sendiri belum ditetapkan secara resmi atau bahkan tidak diketahui apakah akan ada APBN Perubahan 2025. Jika postur tidak berubah, hanya realokasi, maka bisa dipastikan defisit akan melebar. Tidak tertutup kemungkinan mendekati batas 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). []

Tags: apbn 2025DefisitEfisiensi Anggaran
Share1Tweet1Send

Pos Terkait

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Aset Tetap Pemerintah Pusat Tidak Banyak Meningkat Selama Lima Tahun

01/07/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

26/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025

Terkini

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Aset Tetap Pemerintah Pusat Tidak Banyak Meningkat Selama Lima Tahun

Oleh Awalil Rizky
01/07/2025

Utang negara makin besar, tapi apakah aset negara ikut bertambah?

BacaDetails
utang pemerintah makin membebani

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

26/06/2025
Infrastruktur

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?