Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Pengurangan Kemiskinan Era Jokowi Tidak Sesuai Harapan

Pengurangan Kemiskinan Era Jokowi Tidak Sesuai Harapan

Oleh Awalil Rizky
17/09/2024
Waktu membaca: 3 menit
A A
Kemiskinan

Kemiskinan

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Kondisi kemiskinan selama era Jokowi gagal mencapai target yang ditetapkannya sendiri.

ASESMEN terkait untuk siapa barang dan jasa diproduksi atau bagaimana dibagikannya, salah satunya dicermati dari kondisi kemiskinan dan ketimpangan. Kuantitas produksi atau pertumbuhan ekonomi yang meningkat harus diikuti oleh distribusi yang seimbang dan berkeadilan. 

Indikator yang banyak dipergunakan, antara lain: pendapatan per kapita, jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin, dan rasio gini. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pun menyatakan proyeksi atau target berbagai indikator tersebut.

RPJMN 2015–2019 menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita meningkat tiap tahun dan mencapai Rp72.217 pada tahun 2019. PDB per kapita memang meningkat tiap tahun, namun dengan laju yang tidak sesuai sasaran. Nilainya hanya sebesar Rp59.318 pada tahun 2019, atau jauh di bawah yang ditargetkan.

Dalam hal distribusi pendapatan, ketimpangan diharapkan membaik. Indeks Gini ditargetkan turun hingga sebesar 0,36 pada tahun 2019. Namun, realisasinya masih sebesar 0,382, atau lebih timpang dari ingin dicapai.

Tingkat kemiskinan atau persentase penduduk miskin diproyeksikan menurun tiap tahun. RPJMN merincinya sebagai berikut: 10% (2015), 9,5% (2016), 9% (2017), 8% (2018), dan 7,5% (2019).

Tingkat kemiskinan memang berhasil diturunkan, namun tidak sesuai target RPJMN. Realisasinya untuk kondisi Maret adalah sebagai berikut: 11,22% (2015), 10,86% (2016), 10,64% (2017), 9,82% (2018), dan 9,41% (2019).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 menyatakan proyeksi atau target berbagai indikator tersebut. tingkat kemiskinan dan rasio gini. 

Jokowi dalam periode kedua pemerintahannya menetapkan RPJMN 2020–2024 yang menurunkan target beberapa indikator tersebut dibanding periode sebelumnya. Namun kembali tidak berhasil mencapainya.

PDB per kapita disajikan dalam grafik skenario jangka panjang menuju Indonesia Maju tahun 2045, serta dinyatakan dalam nilai dolar Amerika. Tampak target tahun 2025 yang sebesar US$6.305, yang mustahil tercapai, karena baru sebesar US$4.920 pada tahun 2023.

Ukuran turunan dari PDB juga disajikan, yaitu Gross National Income (GNI) metode atlas. Target tiap tahun dinyatakan sebagai rentang dalam RPJMN. Target tahun 2023 berupa batas bawah sebesar US$5.420 dan batas atas sebesar US$5.550. Realisasinya jauh lebih rendah dari batas bawah, hanya sebesar US$4.870.  

Target Rasio Gini memang hampir tercapai batas atasnya, namun jauh dari batas bawahnya. Target RPJMN sebesar 0,360–0,374, sedangkan realisasi sebesar 0,379. 

Tingkat kemiskinan ditargetkan RPJMN mencapai kisaran 6–7% pada tahun 2024. Dampak pandemi Covid-19 memperparah kemampuan mencapainya, sehingga tertahan sebesar 9,03% pada 2024.

Jika dilihat dari jumlah absolut penduduk miskin, bahkan terdapat penambahan 80 ribu orang pada periode kedua Jokowi. Dari sebanyak 25,14 juta orang per Maret 2019 menjadi 25,22 juta orang per Maret 2024. Harus diakui ada faktor dampak pandemi, namun bisa dikatakan juga perekonomian belum pulih sepenuhnya dari dampak tersebut.  

Meskipun tidak disajikan dalam RPJMN 2020–2024, Jokowi mengedepankan indikator kemiskinan yang lain yaitu kemiskinan ekstrem. Jokowi menyampaikan arahan dalam rapat terbatas mengenai strategi percepatan pengentasan kemiskinan pada 4 Maret 2020 bahwa kemiskinan ekstrem ditargetkan turun menjadi nol persen pada 2024. 

Penulis berpandangan target yang disampaikan sebelum parahnya pandemi Covid-19 itu merupakan pengalihan dari target tingkat kemiskinan umum yang sulit dicapai. Sayangnya, saat itu belum disepakati ukuran apa yang dipakai. 

Sempat dikemukakan beberapa ukuran oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Tim Nasional Percepatan Penganggulangan Kemiskinan (TNP2K), dan Kementerian terkait. Terdapat rujukan yang dikenal luas berupa ukuran internasional dari Bank Dunia. Namun, Bank Dunia telah mengubahnya dan ada perhitungan paritas daya beli yang memerlukan estimasi dari BPS atau otoritas Indonesia. 

Data terkini yang dikemukakan pemerintah berdasar perhitungan BPS adalah 1,12% pada 2023 dan 0,83% pada 2024. Seolah ingin memperlihatkan target hampir tercapai. 

Akan tetapi pada laman Bank Dunia yang baru menyajikan data hingga tahun 2023, tercatat sebesar 1,9%. Selisih dari versi BPS atau Pemerintah itu menyangkut sekitar 2,20 juta orang penduduk miskin ekstrem. 

Dapat disimpulkan bahwa kondisi kemiskinan dan ketimpangan selama era Jokowi tidak berhasil mencapai target yang ditetapkan presiden sendiri dalam RPJMN 2015–2019 dan RPJMN 2020–2024. Dan jika dikaitkan pertumbuhan ekonomi yang masih bisa tumbuh kisaran 5% selain saat pandemi, maka tampak rendahnya kualitas pertumbuhan tersebut. [adj]

Tags: KemiskinanPresiden Joko WidodoRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Share1Tweet1Send
Awalil Rizky

Awalil Rizky

Ekonom Bright Institute, pembelajar ekonomi yang berupaya memberi informasi dan edukasi.

Pos Terkait

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

26/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Penjualan Eceran Turun Karena Pelemahan Daya Beli

16/06/2025

Terkini

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

Oleh Awalil Rizky
26/06/2025

Bank Indonesia mencatatkan rekor surplus

BacaDetails
Infrastruktur

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?