Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Purbaya Abaikan Pengungkapan Risiko Fiskal

Purbaya Abaikan Pengungkapan Risiko Fiskal

31/10/2025
Waktu membaca: 4 menit
A A
utang pemerintah makin membebani

Awalil Rizky (Foto: Barisandata/Thomi).

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Ketika transparansi fiskal seharusnya menjadi dasar kepercayaan publik, justru Menteri Keuangan Purbaya memilih diam atas pertanyaan tentang risiko fiskal yang membayangi APBN.

Oleh: Awalil Rizky
(Ekonom Bright Institute)

PENULIS diberi kesempatan bertanya singkat kepada Menteri Keuangan Purbaya dalam acara sarasehan 100 ekonom INDEF pada Selasa, 28 Oktober lalu. Penulis menanyakan mengapa Purbaya dan Kementerian Keuangan tidak mengemukakan risiko fiskal kepada publik. Padahal, pengungkapan risiko merupakan bagian dari pengelolaan APBN yang harus terbuka dan bertanggung jawab. 

Purbaya tidak menjawab substansi pertanyaan. Lebih berupaya meyakinkan bahwa ada risiko, namun telah diperhitungkan dan masih dalam kontrol pemerintah. Terutama dijelaskan sebagai contoh risiko tentang utang, yang dinarasikan jika tidak berutang mungkin kondisi akan lebih buruk.

Definisi risiko fiskal dalam suatu publikasi ilmiah adalah deviasi antara outcome dengan target atau apa yang diharapkan saat penyusunan anggaran. Terutama yang muncul akibat adanya guncangan makroekonomi dan realisasi kewajiban kontingensi.

Pengertian yang lebih terinci dari Xavier (2019) mengatakan risiko fiskal merupakan faktor yang dapat menyebabkan hasil fiskal berbeda dari ekspektasi. Ada 3 kategori risiko fiskal yaitu: (1) risiko ekonomi umum seperti guncangan permintaan domestik dan volume perdagangan; (2) risiko fiskal spesifik seperti perubahan nilai aset dan kewajiban, serta kewajiban kontinjensi; dan (3) risiko kelembagaan seperti kurangnya kontrol pengeluaran serta pengumpulan pendapatan yang buruk.

Pengertian yang banyak dikemukakan dalam dokumen Nota Keuangan adalah faktor atau kejadian dalam jangka pendek, menengah, panjang memengaruhi kesinambungan APBN atau aset dan kewajiban negara.

Disebutkan bahwa risiko fiskal karena berbagai faktor, eksternal maupun internal. Dapat memberikan tekanan fiskal terhadap APBN pada saat pelaksanaannya baik dari sisi pendapatan negara, belanja negara, maupun pembiayaan anggaran. Risiko fiskal bisa memberikan tekanan terhadap APBN secara langsung maupun tidak langsung.

Risiko fiskal diakui dan pada prinsipnya dapat dan memang seharusnya dikelola. Pengelolaan risiko fiskal diarahkan agar realisasi atas target yang ditetapkan dalam APBN berada pada level yang dapat dikelola (manageable). Pengelolaan mitigasi risiko fiskal, dimulai identifikasi berbagai risiko yang mungkin timbul, pelaksanaan APBN, dan risiko fiskal lainnya.

Bagian penting dari pengelolaan berupa pengungkapan risiko fiskal. Pengungkapan diperlukan untuk: (1) meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan dalam pengelolaan kebijakan fiskal; (2) meningkatkan transparansi fiskal; (3) meningkatkan akuntabilitas fiskal; serta (4) menciptakan kesinambungan fiskal.

Pengungkapan Risiko Fiskal dalam Nota Keuangan

Pengungkapan risiko fiskal mulai dilakukan sejak 2008 dalam Nota Keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari APBN. Cara pengungkapan bisa dikatakan terus diperbaiki dan sejak 2022 telah mengikuti taksonomi risiko fiskal yang umum menjadi praktik berbagai negara.

Risiko fiskal dibagi menjadi empat bagian, yaitu: (1) risiko perubahan kondisi ekonomi makro; (2) risiko implementasi program dan kebijakan; (3) risiko kewajiban kontinjensi Pemerintah Pusat; dan (4) risiko neraca konsolidasi sektor publik. Dan mulai tahun 2024 ditambahkan risiko fiskal daerah.

Nota Keuangan dan APBN selama beberapa tahun ini membuat ringkasan pengungkapan risiko fiskal dalam suatu peta. Peta itu berbentuk grafik kartesian, yang memperlihatkan hasil asesmen Pemerintah atas 18 sumber risiko fiskal. Tiap sumber risiko memiliki titik koordinat tertentu.

Sumbu X atau horizontal menunjukkan level dampak (impact) dari sumber risiko tersebutl. Disajikan dalam lima level, yaitu: level 1 (sangat kecil), level 2 (kecil), level 3 (sedang), level 4 (tinggi), dan level 5 (sangat tinggi).

Sumbu Y atau vertikal menunjukkan level kemungkinan terjadi (likelihood) dari masing-masing sumber risiko. Disajikan dalam lima level, yaitu: level 1 (sangat rendah), level 2 (rendah atau jarang), level 3 (mungkin), level 4 (sangat mungkin) dan level 5 (hampir pasti).

Sebagai contoh disampaikan 2 dari 18 sumber risiko yang disajikan oleh Nota Keuangan dan RAPBN 2026. Pertama, dampak perubahan ekonomi makro terhadap pendapatan negara yang diidentifikasi berada pada koordinat X sebesar 3 yang artinya akan berdampak sedang. Sedangkan koordinat Y sebesar 4 atau sangat mungkin terjadi.

Dengan demikian, sebenarnya Pemerintah mengakui kemungkinan tidak diperolehnya pendapatan sesuai target APBN pada tahun 2026, disebabkan faktor ekonomi makro. Dampaknya diakui berskala sedang, yang bisa dikatakan cukup berpengaruh terhadap kondisi fiskal.

Kedua, dampak perubahan ekonomi makro terhadap Pembiayaan Anggaran, yang diidentifikasi berada pada koordinat X sebesar 3 yang artinya akan berdampak sedang. Sedangkan koordinat Y sebesar 3 atau mungkin terjadi.

Dengan demikian, sebenarnya Pemerintah mengakui risiko dalam hal pembiayaan tidak lah rendah. Akan tetapi masih berupaya memberi skala yang sedang dan hanya mungkin terjadi. Sebagian alasan diungkapkan dengan beberapa indikator tentang risiko pembiayaan utang.

Akan tetapi, tidak semua indikator risiko utang diutarakan, terutama yang justeru mengindikasikan risiko yang lebih tinggi. Diantaranya rasio pembayaran beban utang atas pendapatan negara (Debt Service Ratio) yang telah mencapai 45,18% dan rasio pembayaran bunga utang atas pendapatan negara (Interest Payment Ratio) yang sebesar 19,27% pada tahun 2024.

Secara umum pengungkapan risiko fiskal memang telah dilakukan pada Nota Keuangan dan RAPBN 2026 sesuai praktik internasional yang lazim. Namun, asesmen pemerintah terkesan “menurunkan” titik koordinatnya pada peta risiko. Metode yang sama jika dilakukan penulis atau pihak lain mungkin akan menaikan level risikonya.

Penulis menilai Pemerintah kurang mau menyampaikan soalan ini kepada publik. Pengungkapan risiko fiskal hanya ada dalam dokumen Nota Keuangan. Bahkan, jawaban Purbaya atas pertanyaan penulis tidak menyentuh substansi kewajiban pemerintah dalam mengungkap risiko fiskal. []

Tags: EkonomiFiskalPurbaya Yudhi Sadewa
ShareTweetSend

Pos Terkait

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Penarikan Utang Bruto Sebesar 1.600 Triliun dan Posisi Utang Mencapai 10.360 Triliun

25/09/2025
Infrastruktur
Analisis

Kondisi SAL Disebabkan Berutang Ugal-ugalan

15/09/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Saldo Anggaran Lebih (SAL) Menjadi Andalan Purbaya

14/09/2025
Infrastruktur
Analisis

BPS Belum Menyesuaikan Ukuran Miskin Ekstrem

28/07/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Dialokasikan Sebagai Anggaran Pendidikan Namun Tidak Terealisasi

24/07/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Utang Sektor Publik Mencapai 20.000 Triliun

17/07/2025

Terkini

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Purbaya Abaikan Pengungkapan Risiko Fiskal

Oleh Awalil Rizky
31/10/2025

Menter Keuangan Abai

BacaDetails
utang pemerintah makin membebani

Penarikan Utang Bruto Sebesar 1.600 Triliun dan Posisi Utang Mencapai 10.360 Triliun

25/09/2025
Infrastruktur

Kondisi SAL Disebabkan Berutang Ugal-ugalan

15/09/2025
utang pemerintah makin membebani

Saldo Anggaran Lebih (SAL) Menjadi Andalan Purbaya

14/09/2025
Infrastruktur

BPS Belum Menyesuaikan Ukuran Miskin Ekstrem

28/07/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?