Konsep Homo Economicus memberikan pandangan yang berguna dalam memahami perilaku manusia dalam konteks ekonomi.
DALAM dunia ekonomi, sering kali kita mendengar istilah Homo Economicus yang menggambarkan manusia sebagai agen rasional dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Bayangkan Anda berada di pasar, memiliki uang dalam jumlah tertentu, dan ingin membeli sesuatu. Menurut konsep Homo Economicus, Anda akan memilih barang atau jasa yang memberikan manfaat terbesar bagi Anda, mempertimbangkan harga dan kualitasnya. Anda akan berusaha memaksimalkan kepuasan Anda dengan uang yang Anda miliki. Ini adalah contoh perilaku yang sesuai dengan pandangan Homo Economicus.
Namun, pandangan ini juga menyiratkan bahwa manusia cenderung bertindak secara egois, hanya memperhatikan kepentingan pribadi mereka tanpa memperhitungkan kepentingan orang lain atau kebaikan bersama. Namun, dalam kenyataannya, seringkali kita melihat bahwa manusia tidak selalu bertindak secara rasional atau egois dalam konteks ekonomi. Faktor-faktor seperti emosi, nilai-nilai moral, atau pertimbangan untuk kebaikan bersama juga dapat memengaruhi keputusan ekonomi seseorang.
Sebagai contoh, Anda mungkin memilih untuk membeli produk dari produsen yang ramah lingkungan, meskipun harganya sedikit lebih tinggi, karena Anda peduli tentang masa depan planet ini. Ini menunjukkan bagaimana pertimbangan sosial atau moral dapat memengaruhi keputusan ekonomi seseorang, yang bertentangan dengan pandangan Homo Economicus.
Jadi, meskipun konsep Homo Economicus memberikan pandangan yang berguna dalam memahami perilaku manusia dalam konteks ekonomi, kita juga perlu mengakui kompleksitas kehidupan nyata di mana faktor-faktor non-rasional dan pertimbangan sosial juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Ada yang menyebut ungkapan Homo Economicus berasal dari peletak dasar ilmu ekonomi modern yang bernama Adam Smith (1723–1790). Itu biasa dikatakan baik oleh kaum terpelajar maupun awam, dalam perdebatan maupun gurauan, tetapi tidak satupun baris dalam ribuan halaman karya Adam Smith menuliskan istilah itu.
Menurut sebuah jurnal yang ditulis Herry B. Priyono, kemunculan istilah ini mungkin diilhami ungkapan L’Economo prudente yang dipakai penulis Italia bernama B. Frigerio pada 1629. Namun, ada pula pendapatan bahwa John Stuart Mill (1806–1873) lah yang memopulerkan istilah ini secara konotatif di dalam tulisan-tulisannya di paruh pertama Abad ke-19. [adj]