Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Nyaris Mustahil Ekonomi Indonesia Tumbuh Tujuh Persen 

Nyaris Mustahil Ekonomi Indonesia Tumbuh Tujuh Persen 

12/03/2024
Waktu membaca: 3 menit
A A
ekonomi indonesia tumbuh 7

Awalil Rizky (Ilustrasi: Barisandata).

-
00:00
00:00

Antrean

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Pertumbuhan ekonomi hingga 7% hanya bisa dicapai jika ada perubahan kebijakan yang mendasar.

PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 7% dalam visi misi 2 pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024–2029. Bahkan, Prabowo Subianto menyebut angka 8% akan bisa tercapai dalam periode 4 hingga 5 tahun ke depan. Padahal, pertumbuhan hingga 7% belum pernah dialami lagi oleh Indonesia selama 27 tahun terakhir atau sejak tahun 1997.

Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebelumnya pernah pula disampaikan Jokowi, pada masa kampanye 2014 dan kemudian ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015–2019. Target tersebut tidak pernah tercapai, bahkan rata-rata hanya tumbuh sebesar 5,09% per tahun.

Pada periode kedua Presiden Jokowi, target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2020–2024 justeru diturunkan. Target dinyatakan dalam besaran rentang, yang bisa saja diambil titik tengahnya untuk keperluan analisis. Realisasi hingga tahun 2023 pun tidak pernah mencapai target.

Sebelum pandemi, selama periode pemerintahan Presiden Jokowi pertama (2015–2019) rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 5,03% per tahun. Pada periode kedua (2020–2024), dengan asumsi target APBN 2024 tercapai, rata-ratanya hanya 3,44% per tahun.

Pertumbuhan ekonomi selama era pemerintahan Presiden Jokowi rata-rata hanya sebesar 4,24% per tahun. Sedangkan pada era pemerintahan Presiden SBY mencapai 5,72% per tahun. Pertumbuhan yang cukup tinggi pernah dialami Indonesia pada era Presiden Soeharto, yang rata-rata mencapai 6,77% per tahun. 

Penyebab Kesulitan Tumbuh Tinggi

Penyebab utama tidak mampunya ekonomi Indonesia tumbuh tinggi seperti yang diharapkan adalah karena tidak ditopang oleh fundamental ekonomi yang kuat. Kinerjanya tidak bersumber pada sektor ekonomi yang berporsi besar dalam struktur ekonomi dan yang mampu tumbuh tinggi secara stabil, seperti sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. 

Sektor industri pengolahan yang terdiri dari 16 subsektor tumbuh rata-rata sebesar 3,99% per tahun selama tahun 2011–2023. Bahkan hanya sebesar 3,44% selama era Jokowi pada tahun 2015–2023. Selama era Jokowi sektor ini tidak pernah melampaui pertumbuhan ekonomi.

Kondisi lebih buruk terjadi pada sektor pertanian yang mencakup subsektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor pertanian tumbuh rata-rata sebesar 3,29% per tahun pada tahun 2011–2023. Bahkan hanya 2,86% selama era Jokowi. Pertumbuhan pada tahun 2023 pun menjadi yang terendah selama ini, yakni sebesar 1,30%.

Penopang pertumbuhan ekonomi masih bisa di kisaran 5% per tahun terjadi secara bergantian oleh beberapa sektor, yang sebenarnya masih belum bisa menjadi fundamen atau penopang struktur ekonomi yang kuat. Di antaranya sektor informasi dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor perdagangan, dan sektor jasa keuangan dan asuransi. Ditambah sektor pertambangan yang kadang tumbuh signifikan, namun kadang mengalami kontraksi. 

Sedangkan dari sisi komponen penggunaan atau pengeluaran, terdapat indikasi untuk sulit tumbuh tinggi secara berkelanjutan. Penopang utamanya masih konsumsi rumah tangga, yang porsinya mencapai 53,18% dari PDB tahun 2023. Namun lajunya pun cenderung melandai selama beberapa tahun terakhir paska pandemi, dan di bawah pertumbuhan ekonomi.

Komponen pengeluaran yang sebenarnya bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun berikutnya dan bahkan berkelanjutan adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB). PMTB merupakan penambahan dan pengurangan barang modal. 

Barang modal merupakan peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya mempunyai umur pakai satu tahun atau lebih. Antara lain berbentuk: bangunan atau konstruksi, mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan, alat angkutan, dan barang modal lainnya.

Sayangnya, porsi PMTB atas PDB pada tahun 2022 hanya sebesar 29,09% dan sebesar 29,33% pada tahun 2023. Porsi ini menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya di kisaran 32%. Pertumbuhannya pun cenderung melambat, dan di bawah pertumbuhan ekonomi. 

Sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran yang meningkat beberapa tahun ini adalah ekspor barang dan jasa. Fenomena ini sebenarnya tidak buruk, namun data-data menunjukkan bersifat sangat tidak stabil. 

Pertumbuhan terbantu oleh harga komoditas yang sangat tinggi dan kondisi beberapa negara yang terkendala ekspor. Ditopang pula oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh cukup tinggi, namun bersifat tidak stabil.

Dari uraian di atas ditambah ide-ide dalam visi misi dan pernyataan publiknya, penulis berpandangan target tumbuh 7% dari pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nyaris tidak mungkin tercapai. Tidak tampak adanya konsep atau gagasan yang berpotensi memicu pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 

Pertumbuhan ekonomi hingga 7% hanya bisa dicapai jika ada perubahan kebijakan yang mendasar. Kebijakan yang mampu mendorong industri pengolahan tumbuh hingga 10% dan saat bersamaan menjaga sektor pertanian bisa tumbuh di atas 3%. 

Hal itu berkaitan erat dengan menambah daya beli agar konsumsi masyarakat tetap tumbuh tinggi sekurangnya setara dengan pertumbuhan ekonomi, serta PMTB diupayakan tumbuh hingga 10%. []

Tags: Pertumbuhan EkonomiPresiden Joko WidodoRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Share4Tweet3Send
Awalil Rizky

Awalil Rizky

Ekonom Bright Institute, pembelajar ekonomi yang berupaya memberi informasi dan edukasi.

Pos Terkait

Infrastruktur
Analisis

BPS Belum Menyesuaikan Ukuran Miskin Ekstrem

28/07/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Dialokasikan Sebagai Anggaran Pendidikan Namun Tidak Terealisasi

24/07/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Utang Sektor Publik Mencapai 20.000 Triliun

17/07/2025
Infrastruktur
Analisis

Belanja Negara Kurang Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

07/07/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Sri Mulyani Akui Target Pendapatan Negara 2025 Tidak Akan Tercapai

06/07/2025
Infrastruktur
Analisis

Rasio Utang Pemerintah Atas PDB Mencapai 62.45 Persen

04/07/2025

Discussion about this post

Terkini

Infrastruktur
Analisis

BPS Belum Menyesuaikan Ukuran Miskin Ekstrem

Oleh Awalil Rizky
28/07/2025

Ukuran miskin ekstrem

BacaDetails
utang pemerintah makin membebani

Dialokasikan Sebagai Anggaran Pendidikan Namun Tidak Terealisasi

24/07/2025
utang pemerintah makin membebani

Utang Sektor Publik Mencapai 20.000 Triliun

17/07/2025
Infrastruktur

Belanja Negara Kurang Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

07/07/2025
utang pemerintah makin membebani

Sri Mulyani Akui Target Pendapatan Negara 2025 Tidak Akan Tercapai

06/07/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?