Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Demokrasi Koperasi, Modal Dasar Inovasi Ekonomi

Demokrasi Koperasi, Modal Dasar Inovasi Ekonomi

Oleh Suroto
17/05/2024
Waktu membaca: 3 menit
A A
Koperasi

Suroto (Foto: Barisandata/Thomi).

-
00:00
00:00

Antrean

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Koperasi adalah organisasi demokratis yang dapat dimiliki siapapun tanpa diskriminasi berbentuk apapun.

SELAMA ini Anda pasti menjadi pelanggan toko untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Mungkin Anda juga pelanggan dari restoran, kafe, tempat-tempat hiburan, dan rekreasi. Selama ini Anda mungkin menjadi nasabah bank untuk menyimpan dan meminjam uang. Menjadi nasabah dari sebuah perusahaan asuransi.

Selama ini mungkin Anda pernah pergi ke apotek, poliklinik, rumah sakit untuk berobat. Selama ini mungkin Anda melakukan perawatan tubuh di salon. Selama ini mungkin Anda bepergian dengan kendaraan umum seperti kereta, bus, pesawat, kapal.

Saya yakin, selama ini mungkin Anda hanya diperlakukan sebagai pelanggan, atau nasabah, atau konsumen dari suatu perusahaan-perusahaan tersebut, menerima pelayanan mereka, tanpa hak untuk turut mengatur kebijakan perusahaan. 

Bahkan mungkin Anda jadi korban manipulasi produk-produk mereka yang tidak sehat dan juga membahayakan bagi kesehatan dan tubuh.

Selama ini di antara Anda mungkin ada yang jadi pekerja di pabrik, di kantor kantor perusahaan dalam berbagai jenis dan termasuk di peruhaan milik daerah (BUMD) atau negara (BUMN).

Selama ini mungkin hanya diberikan status sebagai pekerja di suatu perusahaan dengan segala macam jabatannya. Namun saya yakin Anda hanya diperlakukan sebagai pekerja. Terima gaji yang besaranya ditentukan oleh pemilik perusahaan semau mereka.

Selama ini mungkin Anda yang berproduksi sebagai perajin barang barang, peternak, petani, nelayan, petambak mandiri yang selalu jadi bulan-bulanan para mafia. Selama ini mungkin Anda adalah produsen produsen yang jadi korban para tengkulak dan rentenir.

Saatnya sekarang berubah. Kembangkanlah koperasi di semua sektor. Naikkan peranan Anda bukan hanya jadi pelanggan, nasabah, konsumen dari produk perusahaan. Jadilah pemilik dan pengendali perusahaan dengan cara dirikan koperasi konsumen di berbagai sektor.

Bagi Anda yang pekerja, naikkanlah status Anda bukan hanya jadi pekerja di perusahaan namun turut jadilah pemilik perusahaan dengan dirikan koperasi. Bagi Anda produsen-produsen mandiri, kembangkanlah koperasi produksi di berbagai sektor.

Jangan biarkan anda jadi bulan bulanan mafia kartel, tengkulak, dan rentenir.

Kenapa koperasi? Sebab koperasi adalah organisasi perusahaan demokratis yang memiliki keunggulan dapat dimiliki oleh siapapun tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun.

Tidak seperti perusahaan konvensional atau model perusahaan kapitalis yang menganut kepemilikan hanya tertutup bagi pemilik modal, koperasi secara terbuka dapat dimiliki oleh pekerjanya, bahkan oleh konsumennya.

Semua orang, tanpa kecuali, dengan sistem koperasi, bisa jadi pemodal-pemilik, pekerja-pemilik, dan konsumen-pemilik. Semua orang di koperasi bahkan dalam proses pengambilan keputusan perusahaan atau organisasinya juga menerapkan hak yang sama dari setiap orang. Satu orang punya hak satu suara dalam pengambilan keputusan.

Selama ini, dalam praktik perkoperasian kita di Indonesia memang belum banyak yang menerapkan hal ini. Betapa dalam regulasi kita telah mengatur demikian tapi anggota koperasi hanya memahaminya sebagai pengguna jasa atau konsumen.

Demokrasi sebagai keunggulan sistem koperasi di tanah air justru selama ini memang banyak disembunyikan. Sistem ini juga tidak diajarkan dalam kurikulum pendidikan formal walaupun secara konstitusional sistem ekonomi kita itu menganut sistem demokrasi ekonomi. Kondisi inilah yang pada akhirnya membuat koperasi di tanah air kurang berkembang dengan semestinya.

Andaikan koperasi-koperasi di tanah air menerapkan sungguh-sungguh konsep demokrasi ini, maka koperasi di Indonesia pasti akan berkembang sangat pesat.

Semisal saja, jika setiap pelanggan dari toko atau minimarket, supermarket tempat belanja kebutuhan itu menjadi pemilik dari tempat belanja mereka hanya dengan menyisihkan bagian dari bagian keuntungan dari toko tempat belanja mereka sehari hari, maka tentu bisnis model koperasi itu akan berkembang lebih pesat ketimbang toko toko kapitalis yang hanya dimiliki pemilik modal.

Jika bank-bank yang selama ini hanya jadikan nasabah penerima pelayanan lalu diberikan kesempatan menjadi pemilik dengan cara menghitung besaran sahamnya berdasarkan jumlah tabungan atau deposito mereka di bank, maka tentu tidak semua orang akan dengan mudahnya jadi pemilik bank.

Demikian juga jika para pekerja, petani, peternak, nelayan, petambak, dan perajin, di tanah air ini mereka membentuk koperasi dengan menyisihkan sebagian dari keuntungan penjualan mereka untuk modal bangun perusahaan koperasi, maka tentu perusahaan koperasi akan mampu mengungguli bisnis di semua sektor ekonomi.

Jika model perusahaan demokratis koperasi itu dikembangkan di semua sektor seperti konsumsi, produksi, jasa dan bahkan untuk layanan publik seperti yang diselenggarakan oleh negara melalui BUMN selama ini, maka tentu rakyat Indonesia terbebas dari kemiskinan karena semua orang dapat secara langsung menjadi pemilik perusahaan, turut mengendalikanya dan sudah pasti mendapatkan bagian dari keuntungan yang dihasilkan.

Bisa dibayangkan, jika kurang lebih Rp10.500 triliun nilai saham perusahaan BUMN itu didistribusikan kekayaanya dan dimiliki oleh seluruh warga negara, dan rakyat jadi pemilik dari koperasi di semua sektor atas inisiatif mereka sendiri maka sudah bisa dipastikan ekonomi akan berjalan adil tanpa harus pemerintah melakukanya dengan cara memajaki rakyat, tanpa harus menyebarkan bantuan sosial yang seringkali dikorupsi.

Semua itu dapat terjadi jika kita mau mengusahakannya. Lakukan mobilisasi dan sebarkan manfaat dari koperasi bagi setiap orang.

Bangun koperasi di semua sektor dengan manfaat yang jelas. Juga tuntut pemerintah agar segera koperasikan BUMD dan BUMD di seluruh tanah air. Bagaimana? []

Tags: BUMNKapitalismeKoperasiSuroto
Share1Tweet1Send
Suroto

Suroto

Ketua Umum Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Indonesia 2013–sekarang. Penulis Buku "Koperasi Lawan Tanding Kapitalisme".

Pos Terkait

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

26/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Penjualan Eceran Turun Karena Pelemahan Daya Beli

16/06/2025

Terkini

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

Oleh Awalil Rizky
26/06/2025

Bank Indonesia mencatatkan rekor surplus

BacaDetails
Infrastruktur

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?