Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Pemborosan Anggaran Kemiskinan Era Jokowi

Pemborosan Anggaran Kemiskinan Era Jokowi

Oleh Awalil Rizky
08/08/2024
Waktu membaca: 4 menit
A A
Anggaran Kemiskinan

Awalil Rizky (Foto: Barisandata/Thomi).

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Hasil yang buruk pengentasan kemiskinan tak sebanding dengan anggaran yang telah dikeluarkan. Ada indikasi pemborosan luar biasa. 

PROGRAM penganggulangan kemiskinan terbilang cukup banyak dan diberi alokasi anggaran besar selama era Pemerintahan Jokowi. Sebagaimana era sebelumnya, pemerintah selalu mengatakan komitmen untuk mengurangi angka kemiskinan dan jumlah penduduk miskin. Bahkan, sebagian besar program dan kebijakan merupakan kelanjutan atau perbaikan dari sebelumnya. 

Selama dua dekade terakhir, program penanggulangan kemiskinan dinyatakan pemerintah secara lebih luas, yang dikenal dengan istilah program perlindungan sosial. Program dan kebijakan didasari sistem perlindungan sosial Indonesia, yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu: bantuan sosial, jaminan sosial, dan jaring pengaman sosial.

Alokasi dan realisasi APBN tercatat cukup besar selama era Jokowi, terutama pada era kedua pemerintahannya. Pada tahun pertama pemerintahan Jokowi, anggaran sempat menurun drastis karena pengurangan subisdi BBM. Dari sebesar Rp427,6 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp251,9 triliun pada tahun 2015.

Perlahan meningkat kembali pada tahun 2016 sampai dengan 2019. Namun masih belum kembali pada alokasi semula, hanya mencapai Rp308,38 triliun pada tahun 2019. Tambahan anggaran signifikan ketika perekonomian terdampak pandemi Covid-19, menjadi Rp490 triliun pada tahun 2020. 

Besaran ini hanya sedikit berkurang pada tahun 2021 sampai dengan 2023. Kemudian meningkat menjadi Rp496,8 triliun pada APBN tahun 2024. Anggaran perlindungan sosial dialokasikan antara lain melalui: Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp156,10 triliun, non-K/L dialokasikan sebesar Rp330 triliun, Transfer Ke Daerah (TKD) sebesar Rp10,65 triliun.

Melalui Kementerian Sosial antara lain untuk penyaluran bantuan tunai bersyarat melalui Program Keluarga Harapan (PKH), bansos pangan sembako, dan pelaksanaan Asistensi Rehabilitasi Sosial. Melalui Kementerian Kesehatan antara lain untuk penyaluran bantuan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional. Melalui Kemendikbudristek dan Kementerian Agama antara lain untuk pelaksanaan PIP dan Program KIP Kuliah. 

Anggaran Perlinsos melalui belanja non-K/L antara lain dialokasikan untuk penyaluran subsidi BBM sebanyak 19,58 juta kiloliter, penyaluran subsidi LPG tabung 3 kg sebanyak 8,03 juta metrik ton, dan penyaluran subsidi bunga KUR untuk 6,09 juta debitur. Sedangkan melalui TKD terutama digunakan untuk pelaksanaan penyaluran Bantuan Langsung Tunai Desa.

Alokasi Anggaran dan Jumlah Penduduk Miskin

Anggaran perlindungan sosial yang cukup besar ternyata hanya mengurangi sedikit penduduk miskin tiap tahunnya. Sebagai gambaran, jumlah penduduk miskin selama lima tahun terakhir sejak Maret 2019 justeru bertambah sebanyak 75 ribu jiwa. 

Terlepas dari kondisi yang terdampak pandemi, setahun terakhir ketika perekonomian telah pulih pun hanya berkurang sebanyak 679 ribu orang. Padahal APBN tahun 2023 mengalokasikan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp439 triliun. 

Alokasi APBN 2024 berjalan sebesar Rp496,8 triliun dapat disandingkan dengan jumlah penduduk miskin per Maret 2024 sebanyak 25,22 juta jiwa. Andai hanya ada satu jenis program yang membagi anggaran secara langsung kepada mereka, maka tiap orang akan memperoleh Rp19,70 juta. 

Umpama yang menerima ditingkatkan kepada sekitar 40 juta jiwa agar mereka yang hampir miskin pun memperolehnya. Setiap orang akan menerima Rp12,42 juta orang. Padahal Garis Kemiskinan nasional Maret 2024 hanya Rp582.923 yang jika disetahunkan menjadi sekitar Rp7 juta per orang. 

Anggaran Kemiskinan

Pengandaian tersebut membuat tidak ada lagi penduduk miskin pada Maret 2025 mendatang. Meski garis kemiskinan akan meningkat, namun biasanya hanya sekitar 5–7% atau kisaran Rp600 ribu per bulan atau Rp7,2 juta per tahun. Padahal, jumlah penduduk miskin hanya akan kisaran 24,5–25 juta orang per Maret 2025 mendatang.

Perlu pula diingat bahwa para penduduk miskin tersebut bukannya tidak memiliki pendapatan atau melakukan pengeluaran. BPS sendiri memberi gambaran melalui indeks kedalaman kemiskinan dalam hal rata-rata pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Artinya, pengandaian penyaluran dana secara langsung tadi membuat mereka makin menjauhi batas miskin.

Pengandaian teoritis itu bisa dilakukan untuk tiap tahun anggaran, hasilnya tak akan jauh berbeda. Menunjukkan bahwa alokasi anggaran yang besar untuk berbagai program tampak jauh lebih buruk andai hanya dibagikan secara langsung. 

Dalam hal ini, penulis bukan menyarankan agar hanya ada satu program perlindungan sosial berupa penyaluran langsung. Berbagai program dan kebijakan memang perlu dilakukan dan berhubungan dengan kondisi perekonomian keseluruhan. Pengandaian teoritis untuk menunjukkan tidak efektif dan tidak efisiennya program dan kebijakan yang telah dijalankan 

Dilihat dari anggaran seharusnya telah mencukup untuk mengatasi masalah kemiskinan. Hasil yang buruk selama ini mengindikasikan pemborosan yang luar biasa dalam hal anggaran dan program perlindungan sosial. 

Bagaimanapun yang lebih mengkhawatirkan dan perlu dikaji secara amat serius kemungkinan dinamika perekonomian yang terus memelihara proses pemiskinan. Hanya orang miskin yang telah ada yang menjadi basis perhitungan. Diperlukan tidak hanya perbaikan program perlindungan sosial, melainkan perubahan paradigma pegelolaan dan pembangunan ekonomi. [adj]

Tags: Jumlah KemiskinanKemiskinan
Share2Tweet1Send
Awalil Rizky

Awalil Rizky

Ekonom Bright Institute, pembelajar ekonomi yang berupaya memberi informasi dan edukasi.

Pos Terkait

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

26/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Penjualan Eceran Turun Karena Pelemahan Daya Beli

16/06/2025

Terkini

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

Oleh Awalil Rizky
26/06/2025

Bank Indonesia mencatatkan rekor surplus

BacaDetails
Infrastruktur

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?