Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Penurunan Devisa Merupakan Sinyal Buruk

Penurunan Devisa Merupakan Sinyal Buruk

Oleh Awalil Rizky
10/05/2024
Waktu membaca: 3 menit
A A
Cadangan Devisa

Awalil Rizky (Foto: Barisandata/Thomi).

-
00:00
00:00

Antrean

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Posisi cadangan devisa April 2024 menurun sebanyak US$4,17 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

“CADANGAN Devisa April 2024 tetap tinggi” merupakan judul rilis Bank Indonesia tanggal 8 Mei 2024. Posisi cadangan devisa Indonesia dinformasikan sebesar US$136,22 miliar. Sebenarnya, menurun sebanyak US$4,17 miliar dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 yang sebesar US$140,4 miliar. Termasuk penurunan sangat banyak untuk kurun satu bulan. 

Bank Indonesia menjelaskan kondisi itu dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Stabililasi dimaksud diberi alasan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. 

Informasi tentang kebutuhan stabilisasi menjadi penting, karena intervensi Bank Indonesia jelas butuh devisa. Faktanya, rupiah masih terus melemah hingga awal minggu keempat April. Bank Indonesia kemudian “terpaksa” menaikan BI-rate, yang akhir mampu menahan laju depresiasi rupiah. Namun, ada indikasi masih perlunya intervensi yang membutuhkan devisa.

Posisi Cadangan Devisa

Klaim posisi cadangan devisa tersebut masih tetap tinggi, karena dinilai setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Dan berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Dianggap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Perlu diingat bahwa Indonesia memperoleh “hadiah” devisa dari International Monetary Fund (IMF) pada Agustus 2021 sebesar US$6,31 miliar. Jika diperhitungkan, maka posisi akhir April hanya sekitar US$128,91 miliar. Merupakan posisi terendah selama beberapa tahun terakhir. 

Pemberian devisa dari IMF itu sendiri bukan karena kinerja transaksi internasional yang lazim. Secara akuntansi, penambahannya dicatat pula sebagai utang Bank Indonesia kepada IMF dan masuk dalam statistik Utang Luar Negeri Indonesia.

Faktor Neraca Pembayaran

Faktor utama dalam perubahan posisi cadangan devisa yang utama adalah transaksi internasional penduduk Indonesia dengan pihak asing, yang dicatat dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Penduduk dimaksud mencakup perseorangan, korporasi, negara dan entitas hukum lainnya.

NPI selama ini cenderung surplus, yang berarti terjadi arus masuk bersih berupa devisa ke dalam perekonomian nasional. Selama periode 1981–1996 dialami surplus sebanyak 12 kali, dan defisit sebanyak 4 kali. Pada tahun 1997 dan 1998 dialami defisit yang lebar. Selama periode tahun 1999–2023 dialami surplus sebanyak 17 kali dan defisit 7 kali. Pada tahun 2023 dialami surplus sebesar US$6.301 juta.

Namun, nilai surplus NPI selama beberapa tahun terakhir tidak lagi sebesar sebelumnya. Dengan demikian, laju penambahan devisa tiap tahun pun agak berkurang. 

Terdapat dua kelompok transaksi dalam NPI. Kelompok pertama adalah transaksi yang tidak mengakibatkan hak dan kewajiban lagi di waktu mendatang setelah transaksi selesai, yang dicatat dalam Transaksi Berjalan. Penambahan atau pengurangan devisa akibat kelompok transaksi ini bisa dikatakan bersifat final. 

Selama era tahun 2012–2020 kondisi Transaksi Berjalan selalu mengalami defisit. Pada tahun 2021 dan 2022 mengalami surplus. Perlu diketahui bahwa pada era 1998–2011 selalu mengalami surplus, dan era tahun 1981–1997 selalu mengalami defisit.

Pada tahun 2023 kembali mengalami defisit sebesar US$1,57 miliar. Lembaga International Monetary Funds (IMF) pada April lalu memproyeksikan defisitnya meningkat menjadi US$13,16 miliar pada tahun 2024 ini. Bahkan, IMF memprakirakan defisit masih terus bertambah signifikan pada tahun-tahun selanjutnya. Dengan kata lain, posisi cadangan devisa akan berkurang akibat jenis transaksi ini.    

Kelompok kedua merupakan transaksi yang berdampak pada hak dan kewajiban, disebut sebagai Transaksi Finansial. Baik yang bersifat utang piutang ataupun bersifat investasi. Sebagai contoh hak dan kewajiban itu berupa pengembalian pokok utang, pembayaran bunga utang, pembayaran keuntungan, dan hal lain yang serupa.

Nilai bersih dari transaksi finansial selama ini hampir selalu bersifat arus masuk bersih. Lebih banyak modal finansial yang masuk dibandingkan yang keluar. Nilai surplusnya menurun signifikan pada tahun 2020 dan 2021, dan kemudian mengalami defisit sebesar US$9,16 miliar pada tahun 2022. 

Transaksi Finansial selama setahun pada tahun 2023 kembali mencatatkan surplus atau arus masuk bersih sebesar US$8,70 miliar. Meski demikian, nilai surplus ini belum terbilang besar dibanding pada tahun-tahun yang lampau. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 2024 dan beberapa tahun berikutnya, mungkin tidak bisa menutupi defisit kelompok Transaksi Berjalan.

Dengan demikian, kondisi neraca pembayaran Indonesia diprakirakan tidak mampu memperkuat cadangan devisa sebanyak masa lalu lagi. Bahkan, berpotensi bersifat mengurangi pada tahun 2024 dan 2025. Jika Bank Indonesia bermaksud menstabilkan rupiah melalui kebijakan yang membutuhkan devisa, maka kondisi ketahanan eksternal Indonesia akan menjadi rawan. []

Tags: Bank IndonesiaCadangan DevisaInternational Monetary Fund (IMF)Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
Share3Tweet2Send
Awalil Rizky

Awalil Rizky

Ekonom Bright Institute, pembelajar ekonomi yang berupaya memberi informasi dan edukasi.

Pos Terkait

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

26/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025
Infrastruktur
Analisis

Penjualan Eceran Turun Karena Pelemahan Daya Beli

16/06/2025

Terkini

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Surplus Bank Indonesia Meningkat Saat Ekonomi Bergejolak

Oleh Awalil Rizky
26/06/2025

Bank Indonesia mencatatkan rekor surplus

BacaDetails
Infrastruktur

Orang Miskin Lebih Banyak Dari Yang Tidak Miskin

23/06/2025
Infrastruktur

Defisit Tidak Selalu Berarti Ekspansif

19/06/2025
utang pemerintah makin membebani

Efisiensi Belanja Harus Lebih Jelas

19/06/2025
Infrastruktur

Alarm Peringatan Turunnya Pendapatan Negara

18/06/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?