Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Buruknya Kinerja Transaksi Internasional Era Jokowi 

Buruknya Kinerja Transaksi Internasional Era Jokowi 

Oleh Awalil Rizky
30/09/2024
Waktu membaca: 3 menit
A A
Transaksi Internasional

Transaksi Internasional

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Kinerja transaksi internasional tidak sesuai harapan pemerintah yang dicantumkan dalam RPJMN.

ASESMEN terkait tentang bagaimana barang dan jasa diproduksi, salah satunya dicermati dari kinerja transaksi internasional. Di antaranya yang utama adalah tentang kinerja perdagangan barang dan jasa, transaksi investasi dan utang piutang dengan pihak asing, perkembangan nilai tukar rupiah, dan cadangan devisa. 

Terdapat berbagai indikator ekonomi yang biasa dipakai untuk menilai kinerjanya, dan dipergunakan dalam Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019. Salah satu yang menjadi acuan utama adalah neraca pembayaran, yang mencukup beberapa komponen dan indikator. RPJMN menyatakan bahwa berbagai langkah reformasi secara komprehensif dilakukan untuk meningkatkan kinerja neraca pembayaran.

Defisit transaksi berjalan diproyeksikan menurun dalam periode tahun 2015–2019, hingga menjadi US$7,7 miliar pada tahun 2019. Perbaikan terutama bersumber dari perbaikan neraca perdagangan barang, terutama peningkatan surplus perdagangan non-migas. Hal itu diharapkan menambah posisi cadangan devisa secara signifikan. 

Ekspor nonmigas sendiri ditargetkan meningkat hingga mencapai US$250,5 miliar pada tahun 2019. Diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang meningkat tiap tahun, yakni: 8,0% (2015); 9,9% (2016); 11,9% (2017); 13,7% (2018); dan 14,3% (2019). Atau rata-rata sekitar 11,56% per tahun.

Realisasinya, transaksi berjalan masih ditandai defisit yang lebar, dan masih sebesar US$30,38 milar pada tahun 2019. Sedangkan cadangan devisa hanya sebesar US$129,18 miliar pada akhir 2019, cukup jauh di bawah targetnya yang sebesar US$156,30 miliar.

Realisasi kinerja ekspor nonmigas ternyata sangat rendah dan berfluktuasi. Sempat mengalami kontraksi pada tahun 2015 dan 2019. Secara rata-rata, realisasinya jauh di bawah target, yakni sekitar 1,70% per tahun.

RPJMN 2015–2019 memproyeksikan nilai tukar rupiah stabil di kisaran Rp12.000 hingga tahun 2019. Realisasinya justeru terjadi pelemahan dari tahun ke tahun, hingga kisaran Rp14.250 pada tahun 2018 dan 2019.

Target dalam hal transaksi internasional atau neraca pembayaran tampak diturunkan pada RPJMN 2020–2024. Transaksi Berjalan hanya diupayakan terjaga pada defisit kisaran US$30 miliar per tahun. Dengan target yang “rendah” itu, realisasinya memenuhi dan bahkan melampaui target. 

Pertumbuhan ekspor nonmigas pun diproyeksikan membaik perlahan hingga tumbuh mencapai 9,8% pada tahun 2024. Ekspor nonmigas mengalami kontraksi atau turun pada tahun 2020. Namun sempat tercatat tumbuh luar biasa tinggi pada tahun 2021 dan 2022. Kemudian kontraksi lagi pada tahun 2023 dan kemungkinan pada tahun 2024 berjalan ini. 

RPJMN 2020–2024 tidak mencantumkan proyeksi nilai tukar dari tahun ke tahun. Hanya menyebut sepanjang tahun 2020–2024, nilai tukar stabil pada tingkat fundamentalnya untuk menjaga daya saing ekspor. Realisasinya, terjadi pelemahan nilai tukar secara perlahan dan diprakirakan hampir Rp16.000 pada akhir tahun 2024.

Posisi cadangan devisa diproyeksikan RPJMN meningkat dari tahun ke tahun, dan menjadi US$159,5 miliar pada tahun 2024. Target ini mungkin akan sulit tetap sulit tercapai, meski tak separah RPJMN sebelumnya, karena hingga akhir Agustus 2024 tercatat sebesar US$150,24 miliar. Namun perlu diketahui bahwa pada Agustus 2021, ada hadiah devisa dari IMF sebesar US$6,2 miliar. 

Salah satu kelemahan yang disadari sejak awal dalam hal transaksi internasional dengan pihak asing adalah sektor jasa-jasa yang kurang berkembang baik di Indonesia. Indonesia tercatat selalu lebih banyak membayar penggunaan jasa asing dibanding menerima karena jasanya dipakai asing.

RPJMN 2020–2025 memproyeksikan menurunnya defisit neraca jasa-jasa tersebut. Nilai penerimaan atau ekspor jasa ditargetkan meningkat dari ke tahun, melampaui kenaikan pembayaran atau impor. Namun realisasinya masih jauh dari harapan, justeru impor yang melaju lebih cepat. 

Sebagai contoh tahun 2023 yang sudah tersedia data realisasinya, ditargetkan ekspor jasa sebesar US$47,3 miliar dan impor sebesar US$52,3 miliar. Realisasinya, ekspor hanya mencapai US$33,43 miliar. Sedangkan nilai impor hampir sesuai proyeksi yakni sebesar US$51,35 miliar. Dengan demikian terjadi defisit sebesar US$17,92 miliar, jauh melampaui target yang US$4,9 miliar.

Dari uraian di atas, selama 10 tahun era Jokowi, kinerja transaksi internasional tidak sesuai harapan yang dicantumkan dalam RPJMN. Secara umum kinerjanya berdasar data neraca pembayaran tampak memburuk dari tahun ke tahun. Dan lebih buruk dibandingkan era pemerintahan sebelumnya. [adj]

Tags: Cadangan DevisaPerdagangan Internasional
ShareTweetSend
Awalil Rizky

Awalil Rizky

Ekonom Bright Institute, pembelajar ekonomi yang berupaya memberi informasi dan edukasi.

Pos Terkait

Fiskal
Analisis

Pengakuan Kondisi Ekonomi Berdasar Proyeksi Pendapatan Negara KEM-PPKF 2026

24/05/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Produksi Pangan 2024 Turun Drastis

17/05/2025
Fiskal
Analisis

Masyarakat Mulai Khawatir Masa Depan Ekonominya

11/05/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Pengangguran Turun, Tetapi Kondisi Pekerja Memburuk

06/05/2025
Transaksi Internasional
Analisis

Gudang Improvisasi Prabowo Untuk Apa?

05/05/2025
utang pemerintah makin membebani
Analisis

Memahami Ukuran Kemiskinan BPS dan Bank Dunia

03/05/2025

Terkini

Fiskal
Analisis

Pengakuan Kondisi Ekonomi Berdasar Proyeksi Pendapatan Negara KEM-PPKF 2026

Oleh nairilink
24/05/2025

Pendapatan Negara KEM-PPKF 2026

BacaDetails
utang pemerintah makin membebani

Produksi Pangan 2024 Turun Drastis

17/05/2025
Fiskal

Masyarakat Mulai Khawatir Masa Depan Ekonominya

11/05/2025
utang pemerintah makin membebani

Pengangguran Turun, Tetapi Kondisi Pekerja Memburuk

06/05/2025
Transaksi Internasional

Gudang Improvisasi Prabowo Untuk Apa?

05/05/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?