Untuk tahu besaran PDB, maka sebuah bangsa perlu menghitung semua barang dan jasa yang diproduksi sebagai hasil kegiatan ekonomi.
PRODUK Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2023 sebesar Rp20.892 triliun. Angka ini dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 5 Februari 2024.
PDB merupakan nilai pasar semua barang—dan jasa—akhir yang diproduksi dalam aktivitas perekonomian selama kurun waktu tertentu. Ada tiga hal dalam kalimat definisi barusan yang perlu mendapat perhatian awal:
- Nilai pasar, artinya harga pada tahun bersangkutan. Disebut juga oleh BPS sebagai PDB atas dasar harga berlaku.
- Aktivitas perekonomian, merujuk kepada wilayah suatu negara—dalam hal ini Indonesia. BPS juga menghitung untuk bagian dari negara seperti provinsi atau kabupaten dan kota yang disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
- Kurun waktu tertentu, adalah waktu yang dihitung menurut penanggalan, 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Arti penting PDB untuk analisis ekonomi membuat PDB dihitung dan dipublikasikan secara triwulanan di banyak negara.
Banyak buku teks yang menyebut PDB sebagai prestasi perekonomian, dan prestasi selalu ada ukurannya. Untuk tahu besaran PDB, maka sebuah bangsa perlu menghitung semua barang dan jasa yang diproduksi sebagai hasil kegiatan ekonomi.
Untuk mengetahui PDB, semua faktor domestik masuk ke dalam perhitungan, tanpa menimbang apakah proses produksinya dikuasai oleh penduduk Indonesia atau oleh pihak asing. Basis perhitungan barang dan jasa dalam PDB adalah wilayah geografis negara.
Barang dan jasa di sini (biasa disebut sebagai output produksi) terdiri dari jutaan jenis dan berbagai lapangan usaha. Memang sebuah bangsa menjadi hidup tidak bisa hanya dengan nasi atau beras saja.
Ada output produksi yang berasal dari produksi industri pengolahan. Ada yang dari lahan petani kecil. Ada yang dari toko kue yang hanya menjual kue kering saat musim hujan. Ada juga yang berasal dari produksi perindustrian besar.
Ragam jasa-jasa pun demikian. Ada jasa pedagang kecil dan tukang pangkas rambut, namun ada pula jasa konsultan manajemen dan jasa keuangan untuk korporasi.
Seluruh produksi barang dan jasa tersebut, per definisi, dimasukkan dalam perhitungan PDB. Jika Anda menemukan uang di lantai, itu bukan termasuk dalam PDB, ya!
Secara praktis, perhitungan hanya mungkin dilakukan dengan menyamakan satuan hitung dari seluruh barang dan jasa. Satuan hitung yang dipakai berupa nilai uang. Penggunaan PDB sebagai indikator ekonomi memang didasari keinginan meringkas aktivitas ekonomi dalam nilai tunggal.
Per definisi, yang dijumlahkan dalam PDB hanya barang dan jasa akhir. Jika masih dipakai sebagai masukan atau input dalam produksi lanjutan, maka tidak disertakan. Hal ini untuk menghindari perhitungan ganda atas nilai suatu produk.
Secara teknis, nilai produksi suatu barang atau jasa hanya memasukan nilai tambahnya saja. Misal produksi mobil harus mengeluarkan nilai input yang merupakan produksi sebelumnya, seperti berbagai suku cadangnya.
Umpama secara sembarangan dijumlahkan seluruh nilai barang dan jasa yang diproduksi selama setahun, maka besarannya akan mencapai hampir dua kali lipat dari PDB. Penekanan definisi tentang ‘barang dan jasa akhir’ menjadi sangat penting.
Nilai PDB atas dasar harga berlaku Indonesia cenderung terus meningkat tiap tahun. Kecuali pada tahun 1998 dibanding tahun 1997, serta tahun 2020 dibanding tahun 2019. []
Discussion about this post