Masing-masing komponen pengeluaran dalam PDB memberi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi.
PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia tahun 2023 sebesar 5,05% merupakan perhitungan dari nilai keseluruhan komponen penggunaan atau pengeluaran atas barang dan jasa.
Badan Pusat Statistik (BPS) memberi informasi tentang kontribusi masing-masing komponen pengeluaran sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga hampir selalu memberi konstribusi terbesar tiap tahun. Pada tahun 2023 sumbangannya sebesar 2,55% poin dari pertumbuhan ekonomi yang 5,05%. Rata-rata kontribusinya selama periode tahun 2011–2023 sebesar 2,30% per tahun.
Meski masih yang terbesar, nilai kontribusinya cenderung menurun perlahan selama beberapa tahun terakhir.
Diduga kuat dampak pandemi terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga belum pulih sepenuhnya. Rata-rata kontribusi pada periode 2011–2019 atau sebelum pandemi mencapai 2,79% poin per tahun.
Perhatian analisis yang serius biasanya pada kontribusi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau yang dianggap sebagai investasi dalam perekonomian.
Pembentukan Modal Tetap Bruto hampir selalu memberi konstribusi yang cukup besar tiap tahun. Kontribusinya pada tahun 2023 sebesar 1,38% poin dari 5,05%.
Besaran kontribusi tersebut masih lebih rendah dari rata-rata selama periode tahun 2011–2023 yang sebesar 1,51%. Bahkan jauh lebih rendah dibanding rata-rata kontribusi pada periode 2011–2019 atau sebelum pandemi mencapai 1,94% poin per tahun.
Pengeluaran konsumsi pemerintah hanya menyumbang sebesar 0,22% poin dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05% pada tahun 2023. Konstribusi komponen ini sangat berfluktuasi, dan kadang bernilai minus pada tahun tertentu.
Rata-rata kontribusi pengeluaran konsumsi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi selama periode tahun 2011–2023 sebesar 0,25%. Sedangkan rata-rata kontribusi pada periode 2011–2019 atau sebelum pandemi mencapai 0,33% poin per tahun. []
Discussion about this post