Ada tujuh indikator penting untuk menyusun asumsi dasar ekonomi makro, salah satunya pertumbuhan ekonomi.
ASUMSI Dasar Ekonomi Makro (ADEM) adalah indikator utama ekonomi makro yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun berbagai komponen postur APBN. Penyusunan ADEM menimbang sasaran pembangunan dan juga memperhatikan perkembangan perekonomian terkini baik domestik maupun internasional.
ADEM saat ini terdiri dari tujuh indikator, yaitu: pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, suku bunga SBN 10 tahun, harga minyak mentah Indonesia, lifting minyak mentah, dan lifting gas.
Pertumbuhan ekonomi sebagai indikator yang menunjukkan kinerja perekonomian dalam hal tambahan produksi atau pendapatan nasional selama satu tahun bersangkutan. Diukur dari data Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun itu dibanding tahun sebelumnya. PDB secara teknis merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam wilayah Indonesia selama setahun.
Asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2025 sebesar 5,2%. Sama dengan asumsi APBN 2024 yang juga sebesar 5,2%. Sedangkan pada APBN 2023 diasumsikan sebesar 5,3%, namun realisasinya hanya mencapai 5,05%.
Tingkat Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga secara umum selama setahun bersangkutan, yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Asumsi tingkat inflasi RAPBN 2025 sebesar 2,5%, lebih rendah dibanding APBN 2024 yang sebesar 2,8%. Sedangkan pada APBN 2023 diasumsikan sebesar 2,8% dan realisasinya hanya 2,7%.
Nilai tukar yang dipakai sebagai asumsi adalah terhadap dolar Amerika, secara rata-rata selama setahun. Dolar Amerika merupakan mata uang asing yang paling memengaruhi perhitungan APBN. Contohnya, komponen belanja pembayaran bunga utang luar negeri yang harus dibayarkan.
Asumsi nilai tukar RAPBN 2025 adalah Rp16.100 per US dolar, atau jauh lebih lemah dibanding APBN 2024 yang hanya Rp15.000. Pada APBN 2023 diasumsikan Rp14.800, sedangkan realisasinya lebih lemah yakni sebesar Rp15.255.
Suku Bunga SBN 10 tahun merupakan suku bunga surat utang negara dengan tenor 10 tahun dengan variabel rate. Perubahan tingkat suku bunga SBN 10 tahun akan berdampak pada sisi belanja negara terutama pada pembayaran bunga utang. Asumsinya pada RAPBN 2025 sebesar 7,1%.
Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) yang dipakai sebagai asumsi adalah harga rata-rata di pasar internasional. ICP memengaruhi APBN baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi belanja. Dari sisi pendapatan, ICP memengaruhi penerimaan SDA Migas dan PNBP lainnya. Sedangkan dari sisi belanja akan mempengaruhi subsidi, dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana otonomi khusus.
Asumsi ICP pada RAPBN 2025 sebesar US$82 per barel, serupa dengan asumsi APBN 2024. Sebagai catatan, APBN 2023 berasumsi US$90, namun realisasinya lebih rendah, yaitu US$78. Sebaliknya, APBN 2022 berasumsi US$63, ternyata realisasinya jauh lebih tinggi, mencapai US$97.
Lifting minyak mentah dan gas merupakan produksi minyak mentah dan gas siap jual secara rata-rata tiap hari. Tingkat lifting keduanya secara langsung akan memengaruhi penerimaan negara. Pada RAPBN 2025, lifting minyak mentah diasumsikan sebesar 600 ribu barel per hari, dan lifting gas sebesar 1.005 ribu barel setara minyak per hari.
Nota Keuangan dan RAPBN 2025 mengakui indikator ekonomi makro dalam ADEM merupakan angka proyeksi hasil asesmen atas kondisi dinamika perekonomian saat ini dan estimasi terhadap dinamika ekonomi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pengaruh perubahannya terhadap besaran APBN dapat bersifat langsung maupun tidak langsung, dan tiap indikator pada dasarnya dapat saling memengaruhi dalam lingkup perekonomian secara luas.
Selanjutnya, dampak perubahan indikator ADEM dapat bersifat positif atau negatif terhadap APBN. Dijelaskan gambaran dampak perubahannya dalam menentukan besaran-besaran dalam postur APBN. Bahkan, disajikan dalam bentuk tabel tentang sensitivitas RAPBN 2025 terhadap perubahan ADEM.
Selain ADEM tahun 2025, Nota Keuangan dan RAPBN 2025 juga menyampaikan proyeksi untuk jangka menengah hingga tahun 2029. Besaran untuk masing-masing asumsi berupa rentang, batas atas dan bawah. [adj]