Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisandata.co
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil

Beranda » Masih Banyaknya Pekerja Tidak Penuh

Masih Banyaknya Pekerja Tidak Penuh

24/03/2024
Waktu membaca: 3 menit
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Porsi pekerja di bawah jam kerja normal mencerminkan produktivitas tenaga kerja dalam perekonomian.

BERDASAR lamanya bekerja atau jam kerja, pekerja digolongkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi dua kelompok, yaitu Pekerja Penuh dan Pekerja Tidak Penuh. Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal atau 35 jam dalam seminggu.

Lamanya jam kerja yang dianggap normal menurut ukuran BPS adalah 35 jam dalam seminggu. Hal itu bersesuaian dengan ukuran di banyak negara yang merujuk kepada konvensi International Labour Organization (ILO). Konvensi ILO juga menyebut ambang batas atas sebanyak 48 jam per minggu, yang jika dilampaui berarti pekerjaan dengan jam kerja berlebih.

Jumlah penduduk bekerja sebanyak 139,85 juta orang pada Agustus 2023. Pekerja Penuh sebanyak 96,39 juta orang atau 68,92% dari total pekerja. Sedangkan pekerja Tidak Penuh sebanyak 43,46 juta orang atau 31,08% dari total pekerja.

Porsi pekerja dengan pekerjaan di bawah jam kerja normal dapat mencerminkan tingkat optimalisasi penggunaan faktor produksi tenaga kerja dalam perekonomian. Sedangkan dalam konteks pekerja yang bersangkutan dikaitkan dengan produktivitas dan imbalan atas kerjanya. 

Jumlah jam kerja didefinisikan sebagai lamanya waktu dalam jam yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan. Tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu yang lalu. 

Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung adalah mulai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah. Dikurangi waktu yang tidak merupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah famili atau kawan dan sebagainya.

Porsi Pekerja tidak penuh cenderung stabil di kisaran 31% selama tahun 2006–2010. Mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2011–2013. Kemudian cenderung menurun pada tahun 2014–2016. Kembali meningkat perlahan pada tahun 2017–2019. 

Pada saat pandemi melonjak drastis menjadi 36,15% pada tahun 2020, dan hanya sedikit menurun menjadi 35,70% pada tahun 2021. Penurunan signifikan baru dan kembali ke porsi pra-pendemi baru terjadi pada tahun 2022 dan 2023.

Pekerja Tidak Penuh

Pekerja Tidak Penuh terdiri dari dua kelompok, yaitu setengah pengangguran dan pekerja paruh waktu. Setengah Pengangguran masih mencari pekerjaan atau bersedia menerima pekerjaan jika ada kesempatan dan kesesuaian. Jumlahnya mencapai 9,34 juta orang atau 6,68% dari total pekerja pada Agustus 2023. 

Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal, tetapi tidak mencari pekerjaan. Kelompok ini sedang tidak bersedia menerima pekerjaan lain meski ada kesempatan. Jumlahnya mencapai 34,13 juta orang atau 24,40% dari total pekerja pada Agustus 2023.

Setengah pengangguran digambarkan oleh BPS dalam dua kondisi umum. Mereka yang dengan sukarela mencari pekerjaan tambahan dan mereka yang bersedia menerima pekerjaan tambahan.

Mencari pekerjaan tambahan antara lain meliputi: a. Mereka yang menginginkan pekerjaan lain untuk menambah jam kerjanya dari pekerjaannya yang sekarang; dan b. Mereka yang menginginkan mendapat ganti dari pekerjaan yang sekarang dengan pekerjaan lain yang mempunyai jam kerja lebih banyak.

Beberapa informasi tentang karakteristik kelompok ini disajikan lebih banyak oleh BPS. Disebutkan berdasarkan perbedaan jenis kelamin, tingkat setengah pengangguran laki-laki lebih tinggi dibanding tingkat setengah penganggur perempuan. Juga informasi dilihat dari tempat tinggal, di perdesaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan. []

Pelajari Indikator Terkait
Tags: PengangguranTingkat Pengangguran Terbuka
ShareTweetSend

Pos Terkait

Defisit Anggaran dan Dampaknya
Ekonopedia

Defisit Anggaran dan Dampaknya pada Keseimbangan Primer APBN 2025

04/02/2025
transfer daerah
Ekonopedia

Porsi Transfer ke Daerah dalam APBN 2025: Pertumbuhan dan Dinamikanya

03/02/2025
Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenisnya
Ekonopedia

Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenisnya

27/01/2025
Rincian Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi dan Organisasi
Ekonopedia

Rincian Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi dan Organisasi

26/01/2025
penjelasan tentang belanja negara
Ekonopedia

Tentang Belanja Negara, Era Jokowi Selalu Meningkat dari Tahun ke Tahun

24/01/2025
PNBP
Ekonopedia

Penerimaan Negara Bukan Pajak, Penjelasan Serta Rinciannya

06/09/2024

Discussion about this post

Terkini

utang pemerintah makin membebani
Analisis

Pengangguran Turun, Tetapi Kondisi Pekerja Memburuk

Oleh Awalil Rizky
06/05/2025

Di balik kabar baik turunnya angka pengangguran, terselip kenyataan pahit bahwa jutaan pekerja terjebak dalam pekerjaan yang tidak layak Oleh:...

BacaDetails
Transaksi Internasional

Gudang Improvisasi Prabowo Untuk Apa?

05/05/2025
utang pemerintah makin membebani

Memahami Ukuran Kemiskinan BPS dan Bank Dunia

03/05/2025
Infrastruktur

Ekonomi Indonesia Sulit Tumbuh 5 Persen, Apalagi Menuju 8 Persen

27/04/2025
utang pemerintah makin membebani

Kebijakan Bank Indonesia Ikut Menurunkan Daya Beli

16/04/2025

Panel Interaktif

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur?
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi?
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa?
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa?
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Kajian Utama
  • Ekonopedia
  • Indikator
  • Analisis
  • Khazanah

Barisandata.co © 2024 hak cipta dilindungi undang-undang.

Kenapa Sektor Industri Kita Tak Kunjung Maju? Apa yang Salah? Pemerintah Serius Gak Sih Menggenjot Sektor Industri? Kok Makin Banyak Milenial yang Nganggur? Orang Berpendidikan Tinggi Susah Dapat Kerja di Indonesia Bisakah Indonesia Menikmati Bonus Demografi? Ada Jutaan Orang Indonesia Bekerja Tanpa Upah Masih Ingat Video Pak Jokowi Soal Ekonomi Meroket? Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7%, Emang Pemerintah Bisa? Produksi Padi 2023 Terendah dalam 6 Tahun Terakhir Sektor-sektor Penyangga Pertumbuhan Ekonomi 2023 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Secara Spasial Cadangan Devisa Indonesia Menurun di Februari 2024 Indonesia Masuk Negara Upper Middle Income Countries, Lalu Apa? Luas Lahan & Produksi Padi Makin Berkurang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Layak Dibanggakan?