Indonesia banyak mengimpor barang nonmigas yang digunakan sebagai bahan baku produksi.
NILAI impor Indonesia pada tahun 2023 mencapai US$221.885 juta terdiri dari impor migas dan nonmigas. Untuk keperluan analisis, data impor nonmigas dicatat berdasar golongan penggunaan barang. Adapun impor nonmigas 2023 adalah sebesar US$186.055.
Terdapat tiga golongan barang nonmigas, yaitu: barang konsumsi, bahan baku penolong, dan barang modal. Klasifikasi tersebut secara sederhana dapat diartikan barang impor itu digunakan untuk apa.
Barang konsumsi artinya barang impor yang langsung dikonsumsi masyarakat, misalnya makanan. Bahan baku atau penolong artinya barang yang diimpor digunakan untuk diolah kembali atau sebagai bagian bahan baku produksi barang tertentu. Barang modal merupakan barang yang umurnya lebih dari satu tahun, yang merupakan penambah kapasitas produksi.
Porsi atau pangsa terbesar struktur impor nonmigas adalah impor bahan baku atau penolong, yang mencapai 72,63% pada tahun 2023. Sedangkan porsi barang modal sebesar 17,6%, dan barang konsumsi sebesar 9,71%.
Porsi impor bahan baku pada tahun 2023 itu masih lebih kecil dibanding rata-ratanya selama era tahun 2011–2023, yang mencapai 74,59% per tahun. Sedangkan impor barang modal sedikit lebih banyak dibanding rata-ratanya yang 16,81%. Begitu pula dengan barang konsumsi yang rata-ratanya sebesar 8,6%.
Bahan baku atau penolong dipergunakan terutama oleh sektor industri pengolahan atau manufaktur. Jika kemudian dikaitkan dengan nilai ekspor industri pengolahan, terdapat indikasi bahwa sebagian hasil industri berbahan impor tersebut dikonsumsi dalam negeri.
Dapat ditambahkan bahwa kelompok barang yang mengalami kontraksi tertinggi pada tahun 2020 karena dampak pandemi adalah barang modal dan bahan baku. Kondisi demikian memperkuat hipotesis hubungan yang amat erat antara impor kedua kelompok barang tersebut dengan dinamika produksi ekonomi Indonesia.
Struktur impor nonmigas dapat dicermati pula berdasar negara asal impor. Tampak hanya 10 negara yang mendominasi, mencapai 75,9% dari total pada tahun 2023. Negara-negara tersebut nyaris sama dengan tujuan ekspor, namun dengan pangsa dan urutan yang berbeda. Yaitu: Tiongkok, Singapura, Jepang, US, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Australia, Taiwan, dan Vietnam.
Secara lebih khusus yang paling dominan adalah dari Tiongkok, yang porsinya mencapai 33% dari total nilai impor nonmigas pada tahun 2023. Porsi yang lebih besar ini disebabkan Indonesia nyaris tidak mengimpor migas dari Tiongkok.
Sebagai tambahan informasi, porsi impor migas yang terbesar berasal dari dua negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia. Disusul oleh Korea Selatan, Arab Saudi, dan Kuwait. []