PNB menghitung semua output produksi warga negara di dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan Pendapatan Nasional adalah seluruh pendapatan yang diterima masyarakat selama setahun.
NILAI Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku pada tahun 2023 sebesar Rp20.892 triliun. Sedangkan pada tahun 2022 sebesar Rp19.588 triliun.
PDB memakai konsep wilayah. Konsep ini menghitung semua output produksi yang dihasilkan di dalam wilayah, termasuk produksi oleh nonpenduduk atau pihak asing di Indonesia.
Di samping itu, ada model perhitungan lain yang memakai konsep nasionalitas, yakni Produk Nasional Bruto (PNB). PNB menghitung semua output produksi yang dihasilkan warga negara Indonesia, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Maka jika kita punya handai taulan yang bekerja di luar negeri, sejatinya mereka tidak menambah PDB, tetapi membantu menaikkan PNB.
Secara teknis, besaran Produk Nasional Bruto diperoleh dari PDB ditambah kompensasi tenaga kerja, pendapatan properti serta pajak atas produksi neto yang diterima dari luar negeri. Kemudian dikurangi hal serupa yang dibayarkan ke luar negeri.
Perhitungan atas faktor itu biasa disebut sebagai pendapatan faktor luar negeri neto, yang nilainya minus Rp538 triliun pada tahun 2022. Dengan rumus di atas, maka PNB tahun 2022 sebesar Rp19.050 triliun. sedangkan PNB tahun 2023 belum dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang biasanya pada bulan Mei.
PDB ataupun PNB dianggap menggambarkan pendapatan secara agregat atau keseluruhan dari masyarakat ataupun perekonomian. Selain kedua indikator itu, BPS menghitung pula apa yang disebut sebagai Pendapatan Nasional. Pendapatan Nasional diperoleh dari pengurangan antara PNB dengan konsumsi barang modal tetap.
Secara konseptual, Pendapatan Nasional diartikan sebagai seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu negara selama setahun. Penciptaan pendapatan pada indikator ini berhubungan erat dengan pendapatan faktor produksi. Pendapatan faktor produksi merupakan perolehan pendapatan atau pembayaran dalam wujud balas jasa tenaga kerja (seperti upah dan gaji) serta bukan tenaga kerja (bunga, dividen, royalti, dan kompensasi atas kepemilikan faktor produksi lainnya).
Pendapatan tersebut merupakan sumber pembiayaan hidup masyarakat. Apabila produk-produk yang dihasilkan dalam perekonomian dikaitkan dengan pola dan perilaku konsumsi masyarakat, maka pendapatan nasional dapat menjadi proksi atas ukuran kemakmuran.
Nilai PDB, PNB, dan Pendapatan Nasional dalam rupiah terus meningkat selama ini. Namun jika dikonversi ke dalam dolar Amerika Serikat, nilainya cukup fluktuatif mengingat adanya faktor kurs atau nilai tukar rupiah.
Mengukur PDB, PNB, dan Pendapatan Nasional menggunakan dolar Amerika Serikat merupakan hal penting. Ini bertujuan mengetahui perkembangan dan perbandingan antar-negara. Biasanya, Bank Dunia menjadi pihak paling getol dalam hal ini. Bank Dunia memublikasikan nilai PDB atau Gross Domestic Product (GDP) dan PNB atau Gross National Product (GNP) berbagai negara. Datanya berasal dari badan statistik masing-masing negara.
Dalam hal indikator dengan mata uang rupiah untuk keduanya, data Bank Dunia serupa data BPS. Pada publikasi saat ini, Bank Dunia menyebut GNP sebagai Gross National Income (GNI). []
Discussion about this post