Sejumlah daerah masih padat penduduk miskin, bahkan jumlahnya mencapai angka kemiskinannya di atas 30% atau mencapai sepertiga dari penduduk di wilayah tersebut.
KONDISI atau profil kemiskinan untuk tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota juga dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Biasanya untuk tingkat provinsi disajikan bersamaan dengan rilis dalam Berita Resmi Statistik (BRS) nasional. Sedangkan data penduduk miskin di kabupaten atau kota disajikan sekitar 6 bulan kemudian di laman BPS.
Beberapa provinsi memiliki jumlah penduduk miskin yang terbilang sangat banyak, namun angka kemisinannya tidak berbeda jauh dari tingkat nasional. Ada pula yang secara jumlah tak terbilang banyak, namun secara persentase tampak jauh di atas nasional. Perhitungan persentase sesuai dengan jumlah penduduk wilayah bersangkutan.
Tiga provinsi di pulau Jawa memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak pada Maret 2024. Yaitu: Jawa Timur sebanyak 3,98 juta jiwa; Jawa Barat sebanyak 3,85 juta jiwa; dan Jawa tengah sebanyak 3,70 juta jiwa.
Ada beberapa provinsi di luar pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk cukup banyak. Yaitu Sumatera Utarasebanyak 1,23 juta jiwa; Nusa Tenggara Timur sebanyak 1,13 juta jiwa; dan Sumatera Selatan sebanyak 984,24 ribu jiwa.
Dilihat dari sebaran menurut pulau, penduduk miskin terbanyak memang berada di pulau Jawa, karena jumlah penduduknya memang jauh lebih banyak. Sebaran menurut pulau sebagai berikut: Jawa (13,24 juta jiwa), Sumatera (5,55 juta jiwa), Bali-Nusa Tenggara (2,02 juta jiwa), Sulawesi (1,96 juta jiwa), Maluku-Papua (1,51 juta jiwa), dan Kalimantan (0,94 juta jiwa).
Beberapa provinsi memiliki jumlah penduduk miskin yang jauh lebih sedikit dibanding tiga provinsi itu, namun persentase atau angka kemiskinannya justeru lebih tinggi. Di antaranya adalah: Nusa Tenggara Timur (19,48%), Maluku (16,05%), dan 5 provinsi di Papua.
Khusus Papua tercatat masih sangat tinggi, yaitu: Papua Pegunungan (32,97%), Papua Tengah (29,76%), Papua Barat (21,66%), Papua Barat Daya (18,13%), dan Papua (17,26%).
Adapun kemiskinan di kabupaten/kota, menurut data kemiskinan yang tersedia masih per Maret 2023, yang paling tinggi di antaranya adalah Sampang (221,71 ribu jiwa), Tangerang (276,33 ribu jiwa), Brebes (286,14 juta jiwa), Bogor (453,76 juta jiwa), Garut (260,48 juta jiwa), Jember (236,46 juta jiwa), Lombok Timur (197,63 juta jiwa).
Perbedaan tingkat kemiskinan antar kabupaten/kota juga amat signifikan. Sebagian berkondisi sangat baik, tingkat kemiskinannya jauh di bawah tingkat nasional, seperti: Kota Sawah Lunto, Kota Pekanbaru, Kota Jakarta Selatan, Kota Depok, Kota Denpasar, dan Kabupaten Badung. Sedangkan sebagian lagi sangat buruk, jauh di atas tingkat nasional.
Terdapat puluhan kabupaten yang angka kemiskinannya di atas 30% atau mencapai sepertiga dari penduduk di wilayah tersebut. Tersebar di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan seluruh provinsi di Papua. Khusus kabupaten berbagai provinsi di Papua, bahkan angkanya lebih dari 30%. Sebagai contoh per Maret 2023, antara lain: Paniai (35,39%), Puncak Jaya (35,36%), Yahukimo (36,08%), Supiori (36,99%), Intan Jaya (40,01%), dan Deiyai (38,66%).
Bisa ditambahkan contoh yang tingkat kemiskinannya di atas 25% atau lebih dari seperempat penduduknya. Antara lain: Lombok Utara (25,80%), Sumba Timur (28,08%), Timor Tengah Selatan (25,18%), Rote Ndao (27,05%), Sumba Tengah (31,78%), Sumba Barat Daya (27,48%), Sabu Raijua (28,37%), Maluku Barat Daya (28,78%), Teluk Mondama (28,90%), dan Teluk Bintuni (28,24%). [adj]